Your Must Survive B’Anta

Your Must Survive B’Anta

Terlahir di tengah-tengah banyaknya saudra kembar, membuat B’Anta menjadi individu yang mandiri dan belajar untuk tidak terlalu banyak mengeluh. Setiap hari selalu ada saja saudara baru yang bermunculan dan yang lebih tidak menyenangkannya adalah kondisi tersebut membuat jatah makanan selalu berkurang.  Dalam kondisi seperti itu B’Anta mulai berpikir untuk melakukan perjalanan.
Malam ini Negeri bawang sangat terang benderang akibat cahaya bulan purnama. Kondisi ini semakin melancarkan rencana B’Anta untuk melakukan perjalanan. Dia tidak mengajak yang lain karena merasa akan lebih baik jika berjalan sendiri. Negeri tujuannya adalah negeri  Pepaya yang di kabarkan sangat makmur dan memiliki sumber daya alam melimpah. Kendala utama B’ Anta adalah petunjuk jalan. Tidak ada informasi petunjuk arah menuju negeri Pepaya. Satu-satunya yang dia miliki adalah foto Negerti Pepaya secara global.
B’Anta nekat untuk tetap menuju Negeri Pepaya sendirian, ditemani cahaya bulan dia berangkat dengan  kendaraan super cepat bernama  Angin. Dalam perjalanan banyak negeri yang dilalui B’Anta. Namun tak satupun yang mirip dengan foto yang ada di tangannya.
B’Anta tidak mau menyerah terlalu cepat dia kembali berkeliling hingga akhirnya memutuskan berhenti pada suatu negeri yang cahayanya bewarna merah dan hijau. Ada banyak dataran tempat mendarat di negeri itu dan B’Anta memutuskan untuk mendarat pada daratan yang bewarna merah.
Sejenak membuka pintu, segerombol mahluk asing menghadang B’Anta lengkap dengan senjatanya. Mahluk asing itu terlihat seperti musuh bebuyutan yang pernah di beritahu orang tuanya kepada B’Anta.  Perlahan B’Anta berjalan mendekati mereka
“Maaf perkenalkan saya B’Anta. Saya berasal dari Negeri Bawang dan saya Harap saya bisa menumpang di tempat ini untuk beberapa waktu” Pinta B’Anta sopan
Seorang diantara pasukan itu maju dan menghampiri B’Anta
“Tuan. Kami tidak bisa menerima bangsa Bakteri karena akan berbahaya bagi kehidupan generasi kami. Sebaiknya Tuan mencari tempat lain saja” jawab pemimpin pasukan itu. B’Anta masih tidak mengerti alasan penolakan dirinya.
“Berbahaya bagi kelangsungan generasi kalian?. Bisa lebih di jelaskan, saya tidak mengerti?” pinta B’Anta
“Saya tidak bisa menjelaskan terlalu banyak, yang pasti Tuan tidak diterima di negeri ini” tambah Pemimpin pasukan itu tegas. Kemudian pasukan yang berada di belakang terlihat mulai bergerak. Bersiap untuk menyerang
“Baik-baik, saya akan pergi!”
B’Anta memutuskn untuk tidak melawan, dia mengalah karena masih banyak tempat yang harus di datanginya, lagian tujuannya bukan negeri dengan dua warna tersebut melainkan Negeri Pepaya.
B’anta kembali naik ke kendaraan anginnya dan pergi dari gerombolan mahluk asing yang menolaknya. Sekian lama diatas awan dia meresa bahwa tenaganya sudah mulai habis, Dia butuh makanan untuk bisa bertahan hidup namun Negeri Pepaya sepertinya terlalu sulit untuk di temukan
“Duh.. Negeri Pepaya dimana sich?” tanyanya dalam hati
Kerlap kerlip lampu terlihat pada sebuah titik,  itu terlihat seperti tempat dengan sejuta cahaya berkilaun. Namun dalam gemerlabnya lampu B’Anta juga melihat terlalu banyak saudaranya berada disana. Karena kelaparan akhirnya B’Anta memutuskan untuk Mampir.
Dia bergabung dalam ramainya lalu-lalang kehidupan di negeri bekerlab-kelib, banyak makanan di sana-sini tapi sepertinya tidak terlalu baik untuk di makan. Ditambah dangan padatnya populasi penduduk di sana membuat B’anta hanya bertahan satu jam dan kemudian kembali pada kendaraan anginnya.
“Kehidupan seperti apa yang diberikan oleh orang tuaku. Terlalu banyak saudara dan dituduh sebagai perusak generasi mahluk lain. Siapa sebenarnya aku?. Dan kenapa sangat sulit mencari negeri Pepaya?” B’Anta dalam pemikirannya sendiri terombang ambing di atas kendaraan angin. Saat ini dia berada pada sebuah daerah bewarna coklat, sangat becek dan banyak mahluk asing dan juga banyak saudaranya.
“Ini negeri apa? Kenapa mahluk asing dan saudaraku bisa hidup berdampingan?”
“Pak.. ini negeri apa?” tanya B’Anta pada salah satu penghuni daerah itu”
“Ini negeri Tanah”
“Negeri tanah?. Apa saya bisa menumpang beberapa hari disini!”
“Oh tentu, siapa saja boleh hidup disini!” Jawab penghuni negeri itu
B’Anta cukup bernafas lega. Akhirnya ada juga negeri yang menerimanya, meski negeri ini terlihat agak gelap namun sepertinya akan nyaman karena tidak terlau rame dan penduduknya hidup dengan rukun. Ada banyak sumber makanan dan ada banyak saudara yang terlihat ramah
“Tapi hati-hati! hidup di negeri ini banyak bencananya” tambah seseorang yang sedang asik menyantap makanan disudut ruangan
Belum sempat mencerna peringatan itu. Tiba-tiba air bah datang dengan derasnya. Tubuh B’Anta hanyut dan terbentur pada sebuah permukaan keras dan gersang, sejenak air Bah tersebut semakin dalam. B’Anta berlari terus mendaki permukaan gersang tersebut sementara dibawah terlihat banyak saudaranya yang sudah mati. B’Anta tertidur akibat rasa lelah yang dirasakannya.
Teriknya cahaya membuat B’Anta terbangun dan yang di dapatinya adalah sumber makanan berlimpah di sekelilingnya. Namun kondisi alam yang panas berakibat hilangnya selera makan. B’Anta menuruni cadasnya permukaan daerah itu. Dia melihat ada sebuah tempat sejuk di bawah. Dengan tenaga yang tersisa dia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tempat itu hingga pada akhirnya berhasil.
“Negeri ini sepertinya di kutuk, dengan kondisi makanan yang melimpah. Negeri ini juga menyimpan banyak bahaya”
“Ya.. kamu hanya perlu tetap hidup”
“Sudah berapa lama Bapak disini!”
“Sudah lama sekali!”
“Kenapa tidak pindah, kabarnya negeri Pepaya jauh lebih baik sebagai tempat tinggal”
“Negeri pepaya itu hanya negeri dalam cerita, saya juga pernah mendengar dari orang tua saya tentang negeri Pepaya dan mencoba mencarinya namun sampai saat ini saya belum menemukannya”
“Wah Bapak dan saya punya persamaan, bagaimana kalau kita mencarinya bersama?”
“Anak muda saya sudah renta dan saya tidak butuh negeri yang nyaman saya hanya perlu tetap hidup dan itu lebih dari cukup”
“Tapi hidup saja tidak cukup bapak tua, kita juga harus bahagia. dan kebahagian  hanya bisa dieroleh ketika kita berada pada kondisi aman dan nyaman. Meskipun negeri ini sangat kaya dengan sumber makanan, namun jika setiap hari dihantui dengan bencana lebih baik mencari tempat lain yang lebih aman”
“Bagi saya hidup saja sudah cukup”
“Wah dalam hal ini kita berbeda Bapak tua”
B’Anta kembali menaiki kendaraannya dan meninggalkan saudaranya yang sudah terlihat renta tersebut. Kembali melakukan perjalanan dan tetap kekeh pada tujuan awal. Negeri Pepaya.
B’Anta selama beberapa hari perjalanannya belum juga menemukan negeri Pepaya dia bertahan hidup dengan kembali ke negeri Tanah untuk sekedar singgah kemudian pergi lagi. Setiap kali kembali ke negeri tanah B’Anta selalu di sambut dengan senyuman mengejek bapak Tua yang berpesan padanya bahwa kehidupan hanya cukup dengan tepat bertahan hidup. Namun B’Anta tetap pada keyakinannya bahwa kehidupan jauh lebih dari sekedar bertahan untuk hidup. Meski harus menempuh  perjalanan jauh dia yakin suatu saat akan menemukan tujuannya.
Hari ini dia kembali ke negeri tanah namun tidak ada lagi senyum ejekan dari Bapak tua
“Kenapa Bapak tua tidak lagi kelihatan, kemana dia?”
B’Anta berkeliling untuk mencari tahu
“Pak maaf. Bapak tua yang selalu bicara tentang kehidupan ada dimana ya?”
“oh.. dia sudah tiada, kemaren dia mati secara mendadak”
Alangkah terkejutnya B’Anta, hingga akhir hayatnya Bapak tua itu tetap bertahan di negeri Tanah yang terkutuk oleh bencana. Tapi yang membuat B’Anta berpikir lama adalah Bapak tua itu berhasil hidup lama dan mati bukan karena bencana. Tapi mati secara alami. Bertahan untuk tetap hidup adalah kunci dari sebuah keyakinan yang harus dipegang. Dalam sulitya kehidupan yang dialami Bapak tua tersebut, baginya kehidupan hanyalah sebatas bertahan hidup. Sepertinya kebahagian baginya hanyalah sebuah kehidupan dan kehidupan akan memberikan apa yang dia yakini dan Bapak tua itu membuktikan ucapannya.
B’Anta memberi penghormatan kepada jasad Bapak tua itu sebelum dia kembali pada kendaraan anginnya. Baginya kehidupan memang sesuatu yang harus dipertahankan namun  dalam melalui proses kehidupan kita juga harus yakin bahwa hidup akan jauh lebih bermakna jika melakukan perjalanan untuk mencari tahu bahwa kehidupan bukan hanya sekedar bisa bertahan hidup.

Selesai

Sulas sky 05 February 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATUSANGKAR KOTA PERADABAN

Kenapa menikah harus diatas 30 tahun

Legenda Siti Nurbaya Gunung Padang