kenapa pacar q hobi berantem

Kenapa Pacarku Hobi Berantem


Kenapa dan kenapa?, pertanyaan itu selalu mentok dipikiran Lepta, dia tidak habis pikir kenapa pacarnya selalu dan selalu menyelesaikan masalah dengan menghajar orang, tidak sekali bahkan ini sudah kedua puluh lima kalinya Dewa masuk penjara gara-gara menghajar orang.
“Dewa..apa lagi kali ini?, siapa lagi yang kamu masukkan ke rumah sakit? Tanya Lepta sewot saat menemui Dewa di penjara, Dewa nampak tenang-tenang saja, bahkan dia menjawab pertanyaan Lepta dengan senyuman yang sangat khas yang mampu membuat Lepta luluh dan berhenti memandang tajam padanya
“Kamu muak ya, kamu menyesal udah nerima aku?”tanya Dewa lembut, Lepta tentu saja kaget mendengar pertanyaan itu, dia sadar kalau cintanya sangat besar untuk Dewa, dia tidak akan bisa hidup tanpa dewa, dan dari pertama jatuh cintapun sampai memutuskan menjadi pacar Dewa dia sudah tahu semua kebaikan dan keburukan Dewa, jadi gak mungkin dia menyesal,
“Bukan begitu, aku cuma takut kehilangan kamu, kamu pikir kamu akan selalu menang, suatu saat bisa-bisa kamu yang masuk rumah sakit” tutur Lepta sambil mendekati Dewa dan memukul sedikit wajah Dewa yang biru-biru di beberapa bagian
“Aduh…,”keluh dewa
“Sakit bukan? Emang kesalahan orang itu apa sich?”
“Dia mengancam Dodi, kamu kan tahu Dodi itu gak bisa berantem jadi aku bantuin dia,”
“Aku ngerti, kamu memang sangat setia kawan, itu yang aku suka dari kamu, dan setelah ini rencana kamu apa?”
“Sebentar lagi pengacara Papa aku datang dan seperti biasa aku akan dijamin dan keluar dari sini”
“Keluar untuk balik lagi, iyakan?”ledek Lepta bercanda, Dewapun menbalas gurauan lepta dengan mengacak-acak rambut Lepta, Lepta membalas dan kecerianpun hadir antara keduanya.
Di awal jadian Dewa dan Lepta terkenal disekolah dengan gelar pasangan aneh, semua sahabat Lepta tidak setuju dia jadian dengan Dewa termasuk guru-guru, mereka semua menyayangkan Lepta yang cerdas, cantik,baik hati, dan terkenal ulet jadian dengan cowok seperti Dewa yang nakal, suka bolos, dan hobi berantem, tapi hal itu sudah mereka lalui hampir setahun, semua kritikan pedas sampai cacian mereka anggap cobaan untuk cinta mereka, yang perting mereka bahagia saat bersama, dan lama kelamaan lingkungan sekolahpun memahami semua itu dan saat ini disekolah hubungan cinta mereka sering di jadikan contoh oleh guru-guru saat memberi nasehat pada siswa yang kedapatan pacaran diluar batas disekolah.
Kecerian Dewa dan lepta terhenti saat dua orang pria yang menggunakan stelan resmi masuk, dua orang itu masuk dengan dikawal satu orang penjaga penjara, Lepta memberi salam pada keduanya sebelum salah satu dari mereka bicara
“Dewa kamu sudah dijamin dan boleh keluar sekarang” tutur Bapak separo baya itu tegas, sepertinya dia pengacara
“Pengacara baru Pa?” tanya Dewa pada papanya yang berdiri di samping pengacara tadi
“Diam kamu,” perintah sang papa sambil mengiring keluar Dewa, wajah papanya terlihat sangat tidak bersemangat, mungkin karena terlalu sering keluar masuk penjara karena permasahan yang sama, polisi di sanapun sudah seperti teman bagi Dewa dan Papanya
“Dewa anggap saja rumah sendiri, kalau berantem lagi jangan tunggu di jemput, datang aja dan minta kuncinya langsung oke” oceh salah satu polisi dibagian perkuncian
“Baik, Bapak gak usah kawatir, aku pasti kembali untukmu” Balas Dewa dibarengi dengan senyuman ramah,
“Dewa . hati-hati kalau ngomong,omongan itu bisa jadi permohonan tahu” bantah Lepta sambil memukul pundak Dewa
“Kenapa? kamu cemburu sama Bapak polisi itu?”
“Dewa, jangan bercanda lagi, harusnya kamu bersukur punya pacar seperti Lepta, papa gak habis pikir ada cewek yang sangat mencintai kamu, padahal kalau papa jadi cewek jangankan pacaran sama kamu, jadi teman kamu aja papa amit-amit, habis kerjanya berantem melulu, emang kamu gak pernah dipukuli sama Dia” oceh papa panjang membuat kuping Dewa panas. Lepta memandang dewa sebelum menjawab
“Gak pernah”
“Papa, aku mukul orang bukan tanpa alasan, kalau orang itu gak cari gara-gara sama aku atau teman aku, aku juga gak bakalan mukul dia, dan aku paling anti memukul cewek” Lepta tersenyum puas mendengar tuturan Dewa, hal inilah yang selalu membuat Lepta selalu suka pada Dewa, tegas dan alasannya selalu masuk akal



“Asaalamua alaikum”teriak Lepta sebelum masuk rumah
“Kok pulangnya sore banget Lep, dari mana kamu?” tanya sang mama ingin tahu, Lepta sulit untuk menjawab karena dia tidak ingin berbohong tapi kalau jujur pasti dimarahi, beruntung Lepta melihat Bintang yang baru keluar dari dapur
“Bintang” sapa Lepta yang langsung menyampari Bintang untuk mengalihkan perhatian mamanya
“Hai …lepta” Balas Bintang
“Bintang, Lepta sini sebentar mama mau ngomong”perintah mama, lepta dan Bintang pun mendekati sang mama yang sedang asik menghitung pengeluaran uang selama bulan ini
“Lep….mulai malam ini, Bintang akan tinggal sama kita, mama dan papanya menitipkan dia dan dia juga bakalan sekolah di sekolah kamu, kamu harus Bantu dia untuk beradaptasi ya”
“Kayak anak bayi aja, dititipin segala”
“Lepta……kamu gak boleh ngomong gitu,!. Iya..iya aku bakal bantu dia buat beradaptasi di sini, terutama membantu meluruskan bahasa indonesiannya yang bersimpang empat” ejek Lepta pada sepupunya yang keturunan Cina-padang itu
“Enak aja kamu, bahasa Indonesia ku sudah lurus, kan aku sudah les bahasa Indonesia sama papa sebelum kesini”
“Wah……cepat juga kamu belajarnya, aku gak nyangka benar-benar lurus”
“Bintang gitu loeh”
“Eh…bisa bahasa gaul juga”
“Jangan terus-terusan meledek aku dong” Bintang mulai kesal digoda terus oleh Lepta, Bintang pergi tanpa permisi, mama dan Lepta tertawa melihat tingkah Bintang.
Pagi yang cerah, Bintang dan Lepta sudah siap untuk berangkat ke sekolah, karena sekolahnya dekat mereka jalan bareng menuju sekolah, dijalan Lepta bertemu dengan Dewa yang mengendarai motor besar hadiah dari mamanya yang baru pulang dari Jepang
“Pagi….Lepta” sapa Dewa memotong jalan, Bintang kaget dan bicara kasar
“Eh,, gak punya aturan banget sich” tutur Bintang keras
“Apa?, ayo ulangi” balas Dewa terpancing emosi, Lepta bertindak cepat dengan menengahi mereka dan bicara lembut pada Dewa
“Dewa dia sepupu aku, kalau kamu sayang sama aku kamu harus bisa tenang oke”pinta lepta berbisik di telinga Dewa, Bintang memandang aneh pada mereka berdua
“Bin,…sory ya, namanya juga Indonesia. Jadi kami gak kenal tu aturan kayak begitu apalagi di komplek kayak gini, oh…iya kenalkan dia teman aku, namanya Dewa. Dewa ayo dong kenalan”
“Gw Dewa” sapa Dewa dengan mengulurkan tangan, namun Bintang dengan gaya soknya mengabaikan Dewa, Lepta jadi kesal, tapi dia mencoba untuk tenang dan berusaha mengajak Dewa ikut bersabar
“Ayo naik” ajak Dewa
“Duh…sory aku harus menemani sepupu aku itu, dia baru disini, kita ketemu di sekolah aja ya. Okey….,”
“Tapi, …ya udah sampai jumpa di sekolah”ucapan terakhir dari Dewa membuat Lepta lega, dia tidak menyangka Dewa mampu mengontrol emosinya, padahal sikap Bintang tadi memang sangat keterlaluan.
Disekolah, setelah Lepta mengantar Bintang kekelasnya dia menemui Dewa di tempat biasa mereka bertemu yaitu di Aula, Pagi ini Dewa mengawali pelajaranya nya dengan pelajaran olahraga dan materinya adalah basket, Dewa paling gak suka dengan basket maka itu dia hanya berdiri di tepi lapangan, sambil terus memperhatikan ajaran dari gurunya, Lepta memdatangi Dewa
“Kenapa masih gak tertarik dengan basket?”
“Menurut aku basket itu gak menantang banget,cuma berusaha memasukan bola ke dalam keranjang, gak ada tantangannya”
“Emang kamu lihat dari segi mana?”
“Jangan bilang aku salah”
“Dewa.basket itu olahraga yang sangat menantang, dia menantang kita untuk mampu bekerja sama, menantang kita untuk konsen dalam keadaan terdesak, menantang kita menghadapi rintangan yang berasal dari jenis kita sendiri”Dewa terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya tertawa
“Kok ketawa sich, apanya yang lucu?” Tanya Lepta kesal
“Kalau lawannya bencong pasti seru”
“Apaan sich” lagi-lagi dewa mengeluarkan ungkapan aneh yang sulit masuk di akal
“Kamu ngajak berantem, ayouk” tantang Lepta mulai mengambil ancang-ancang, Dewa terus saja meledek Lepta
“Kamu berani sama aku, ayouk kalau berhasil nanti aku akan memanggil kamu tuan guru, tapi aku yakin gak bakalan berhasil” sebelum Lepta mencoba melawan Dewa dengan ilmu beladirinya, tiba-tiba Bintang datang dan menarik Lepta menjauh, Lepta yang kaget langsung memukul tepat di perut, Bintang mengeluh kesakitan
“Bintang…..maaf, aku gak sengaja”Lepta segera mencek keadaan Bintang sementara Dewa terus saja tertawa, semua orang di aula jadi ikut terpancing dan ikut-ikutan tertawa, Bintang jadi emosi dan spontan memukuli Dewa tepat di mulut, hingga mengeluarkan darah, Lepta mengambil inisiatif menengahi mereka, saat ini Lepta harus menjauhkan Bintang dari Dewa dan harus bisa membuat dewa tenang. Lepta memeluk Dewa dengan erat supaya dia tidak bergerak membalas
“Bintang keluar dari sini!!”teriak Lepta, sambil terus menahan tubuh Dewa yang ingin mengejar Bintang
“Dewa, jangan dia sepupu aku”Pinta Bintang lembut
“lepas!”teriak dewa, Lepta tak mampu lagi menahan tubuh Dewa yang berontak dan dalam sekejap mata, pukulan berkali-kali melayang ke tubuh Bintang seperti tanpa ampun Dewa dengan ganasnya menghajar Bintang sampai berdarah-darah, baru kali ini Lepta secara langsung melihat kekasihnya berantem, Lepta benar-benar gak menyangka ternyata Dewa mampu berbuat seperti itu pada sepupunya,
“Dewa hentikan”perintah Lepta, namun Dewa tak merespon, Lepta menarik napas panjang sebelum meraih tangan dewa dan menguncinya, hingga dewa menjerik kesakitan, ilmu kempo yang dipelajarinya sebulan ini akhirnya digunakannya pertama kali untuk Dewa, tangan Dewa melemah karena baru saja dipatahkan oleh Lepta kekasihnya sendiri, Lepta segera menghubungi rumah sakit dan ikut bersama Bintang ke rumah sakit tanpa mempedulikan Dewa yang juga terluka parah.
Dari luar Lepta memandangi Bintang dengan rasa sangat menyesal, kenapa saat itu Bintang datang dan melakukan hal bodoh pada orang yang paling suka berantem di sekolah, dan kenapa harus Bintang yang menjadi korban dari Dewa. Lamunan Lepta lenyap saat teriakan lembut seorang wanita memanggil namanya.
“Lepta…siapa yang melakukan ini?” tanya mama, Lepta berpikir dan memutuskan untuk tidak menjawab
“Ini gak bisa dibiarkan, papa sudah melaporkan ini ke polisi”mendengar ungkapan papanya Lepta hanya bisa terduduk lesu di lantai rumah sakit, mama segera menopangnya
“Lepta kamu kenapa?”, bisikan hati yang menyuruh segera temui Dewapun membuat Lepta bangkit, Lepta langsung berlari keluar dan memanggil taxi tanpa memdengarkan panggilan orang tuanya
Didepan kantor polisi yang sudah sering dikunjunginya, Lepta masuk dengan langkah sangat berat, ada perasaan bersalah dihatinya,
“Malam Lepta mau menemui Dewa?”sapa seorang penjaga. Lepta tidak menjawab dia langsung berbalik dan keluar dari kantor itu, diluar Lepta menumpahkan air matanya, tiba-tiba sang papa datang dan memandang aneh pada Lepta
“Lepta kamu gak usah merasa bersalah karena sudah mematahkan jari orang itu, papa yakin kamu gak akan masuk penjara hanya karena membela diri, papa dengar anak itu memang hobi berantem dan sudah sering keluar masuk penjara” Ungkap papa polos karena tak tahu ada apa antara anaknya dan orang yang di dalam bui itu
“Papa gak kenal sama dia jadi jangan menyimpulkan dulu”
“Kamu kenal sama dia?”
“Malam Lepta” sapa papa Dewa yang lewat di hadapan mereka
“Pa…aku minta maaf, aku gak ingin ini terjadi”oceh Lepta pada papa dewa membuat Papanya heran
“ini papa kamu?,”
“Anda kenal anak saya”
“Sangat kenal, saya gak menyangka tangan Dewa akan dipatahkan oleh orang yang paling disukainya, aneh bukan?, mungkin anak itu kena karma, mudah-mudahan setelah ini dia jera dan berhenti berantem, ayo kita temuai Dewa”
Kali ini Dewa benar-benar terlihat terpuruk, dia meringkuk di sudut tergelap penjara, tidak seperti sebelumnya dewa merasa menikmati penjaranya, kali ini Dewa merasa sangat menyesal telah memukul orang, rasa sakit jarinya pun tak sebanding denga rasa sakit dihatinya, Lepta tak mampu mendekat dia hanya memandangi Dewa dari jauh, saat dewa mengangkat dagunya dewa melihat air mata dipipi seorang gadis yang sangat disayanginya, Dewa segera bangkit dan memdekati pintu yang digembok sambil memanggil nama Lepta, Lepta tetap berdiri kaku tiga meter dari pintu jeruji itu, ayah keduanya memperlihatkan ekspresi yang berbeda yang satu sedih dan satu lagi sangat heran, ayah Lepta yang tidak tahu ada hubungan apa antara lepta dan dewa mengerutkan kening dan mengajak ayah Dewa bicara empat mata diluar
“Ada apa dengan mereka?” tanya papa Lepta serius
“Lepta tidak menceritakan Dewa pada anda?, mereka sepasang kekasih, sudah setahun ini, mungkin Lepta malu menceritakan Dewa pada keluarganya”
“Apa? Kekasih?”Papa Lepta mengeleng-gelangkan kepala sebelum akhirnya memutuskan menarik Lepta pulang
“Papa selama ini selalu memberi kebebasan untuk kamu berteman dengan siapapun karena papa yakin kamu anak yang cerdas, tapi ternyata kamu pacaran sama anak yang gak benar, apa yang kamu cari lepta?”bentak papa saat baru sampai dirumah
“Papa gak kenal sama Dewa jadi papa jangan sembarangan menilai dia”
“Dewa, dua puluh enam kali masuk penjara, sering bolos dan terkenal nakal di sekolah, dari penilaian orang tentang dia papa pikir dia sangat buruk”
“terserah papa mau mgomong apa, yang jelas ada hal yang sangat baik didiri Dewa yang gak dipunyai yang lain. Asal papa tahu ya, Dewa memukul Bintang bukan tanpa alasan, semua gara-gara Bintang yang sombong dan sembarangan pada orang”
“Benarkah?, tapi kenapa kamu membela Bintang? dan mematahkan jari pacarmu sendiri demi Bintang, kalau benar Bintang yang salah kamu bisa dong belain pacar kamu yang baik itu” tambah mama
Lepta tak bisa lagi bicara, apapun yang diungkapkannya tidak akan merobah penilaian Orang tuanya pada dewa, yang bisa dilakukannya sekarang adalah menenangkan diri dan mencoba memikirkan cara supaya papanya mencabut tuntutannya atas dewa
“Pa..ma, aku capek mau tidur, malam semuanya”Tegas Lepta yang segera lari menuju kamarnya
“Percuma aku menangis, semua nya tidak akan pulih, Dewa kenapa kemu hobi banget berantem?, aku sayang sama kamu apa adanya kamu, tapi orang lain gak bisa mengerti itu, aku sudah menyakiti jari kamu. Aku juga sakit dewa”tuturan Lepta pada dinding di kamarnya, semuanya lain sekarang, kali ini cinta Lepta dan dewa benar-benar diuji.
Hari yang cerah, tapi semangat yang bisanya selalu hadir, tiba-tiba musnah dari wajah Lepta, dipikirannya saat ini hanya ada pertanyaan bagaimana cara mengeluarkan Dewa dari penjara, papanya gak mungkin memcabut tuntutan., orang satu-satunya yang yang bisa diandalkan adalah Bintang, hanya Bintang yang bisa mengeluarkan Dewa dari penjara, tapi itu tak akan mudah karena Bintang juga tidak suka pada Dewa bahkan dia sangat menbenci Dewa
“Lepta” Panggil seorang bapak dari atas mobilnya, Lepta mendekati bapak itu
“Pagi pak”
“Semangat Lepta, kamu gak usah sedih, ini pelajaran buat Dewa mudah-mudahan setelah ini dia gak berantem lagi, ayo naik” Tawar bapak itu. Lepta yang merasa sudah akrabpun tak sungkan naik dan duduk di depan.
“Pak…antar aku kerumah sakit ya”
“Kamu gak sekolah”
“Aku mau kerumah sakit dulu, aku harus selesaikan semuanya hari ini”
“Nanti papa kamu tambah marah, kamu sekolah aja dulu nanti baru ke rumah sakit ya?”
“Sekolahpun aku gak akan bisa konsen pak, plese”
“ya udah”
Mobil hitam itu tepat berhenti di gerbang rumah sakit, Lepta turun dan langsung menuju kamar tempat Bintang dirawat, kelihatanya keadaan Bintang sudah membaik, para pembesuk sudah diizinkan masuk.
“Eh,…pahlawanku, kata papa, kamu mematahkan jari nya”
“Diam kamu!, Bintang kamu harus bujuk papa aku buat mencabut tuntutannya, bilang kamu sudah memaafkan Dewa dan tak ingin memperpanjang masalah”
“Gak mungkin, aku sudah bonyok begini, aku gak bakalan ngelakuin itu”
“Gini ya Bin, kalau kamu nganggap aku saudara, plese kamu nurutin permintaan aku, kali ini aja, plese”
“Dia pacar kamu?, baik. Aku akan bilang sama papa kamu tapi ada syaratnya, pertama, si dewa harus minta maaf dan nyium tangan aku, kedua kamu harus putus sama dia dan gak boleh berhubungan lagi meski teman sekalipun, dan yang terakhir kamu harus menjadi pesuruh aku selama dua bulan, kamu harus turuti semua permintaan aku, cuma dua bulan doang kok, oke?”
“Gila….. aku senang Dewa menghajar kamu, ternyata kamu bejat ya, gak nyangka punya saudara kayak kamu”
“Ya udah kalau gak mau, silahkan menikmati indahnya hari menyaksikan Dewa sialan itu meringkuk di penjara” Lepta tak bisa lagi bicara, dia pergi denga perasaan sedih meninggalkan rumah sakit, tujuannya selanjutnya adalah penjara, bagaimanapun dia harus bicara dengan Dewa.
“Lep… aku lebih baik di sini dari pada harus berpisah sama kamu”Bantah dewa saat Lepta menceritakan semua persyaratan Bintang
“Aku gak mau kamu dia sini, kita bisa akhiri semuanya jika keadaan sudah kembali normal, aku yakin Bintang akan membatalkan semuanya setelah dua bulan aku jadi pesuruhnya,” tambah Lepta meyakinkan
“Jangan kan Dua bulan Lep, sehari aja aku gak bisa tanpa kamu”
“Anggap aja ini ujian dari aku buat kamu, Kamu harus berubah dan berhenti berantem, aku akan kembali pada kamu setelah dua bulan, kalau memungkinkan aku akan usir Bintang keluar negeri lagi, cuma dua bulan buat kita bisa jadi lebih baik, kamu harus bisa demi kita”Rayu Lepta lagi, Dewa terdiam sejenak,
“Kamu yakin ini akan berhasil”
“Yakin, aku yakin banget, lagian aku gak bodoh kan? Kita bisa membuat Bintang jera dengan cara halus, . tangan kamu masih sakit ya”
“Kelihatannya kamu adalah lawan terberat aku. Selama ini gak ada yang bisa membuat aku kalah kayak gini, aku sakit di luar juga sakit didalam, tapi sekarang udah sembuh” kecerian kembali terpancar di wajah keduanya,dua bulan hampir berlalu semua syarat dilakoni Dewa dan Lepta denga baik, tapi untuk syarat yang kedua Dewa sedikit gak tahan, Dewa gak bisa gak bertemu dengan Lepta sehari saja, tapi keduanya saling menjaga kepercayaan masing-masing, sambil diam-diam berhubungan lewat Hp.
Dua bulan berlalu suka duka telah dijalani, saatnya balas dendam, Lepta memancing emosi Bintang sampai Bintang berkata kasar padanya, dengan ilmu bela diri yang sudah agak mahir, kalia ini Lepta menonjok Bintang habis-habisan, tentu saja Bintang tak sanggup melaporkan Lepta ke polisi. Dua minggu ini Lepta selau kasar pada Bintang sampai-sampai Bintang tak betah lagi tinggal dirumah itu, diapun pindah keluar negeri, kembali pada orang tuanya dan tak ada lagi yang bisa menghalangi hubungan Dewa dan Lepta termasuk orang tuanya, selama dua bulan Dewa tak lagi berantem dan menunjukan sikap yang baik pada keluarga Lepta, tapi saat ini hobi berantem malah pindah pada lepta
“Lep… kamu mau menggantikan aku”ejek Dewa
“Aku gak mau kamu berantem lagi, mulai sekarang kalau kamu ada masalah kamu tinggal bilang ma aku biar aku yang menghajar semuanya, supaya citra kamu tetap baik dimata orang tua aku, lagian kalau perempuan kan gak mungkin dilaporkan ke polisi”
“Kenapa gak mungkin?”
“Malu dong kalah sama perempuan ngelapor ke polisi, iya gak”
“Terserah deah, kamu emang pintar”
Semua berakhir dewa dan lepta semakin dekat, mereka seperti sepasang pendekar yang hidup untuk meliundungi pasangannya masing-masing.

The end

Skysun
17/08/08

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATUSANGKAR KOTA PERADABAN

Kenapa menikah harus diatas 30 tahun

Legenda Siti Nurbaya Gunung Padang