Selamat Jalan TAULADAN kami



Kadang kehidupan punya banyak kejutan untuk selalu dishukuri
Apapun itu, kabar duka sekalipun tetap harus dishukuri
karena itu aturan alam yang tak terbantah,
sebagai manusia kita punya pilihan untuk berputus asa atau tetap tegar
namun waktu akan terus berlalu, dan hari ini hanya sekali untuk selamanya
maka pilihlah untuk tetap tegar karena
kesedihan hari ini, esok akan jadi massa lalu
jangan pernah putus asa dengan kehidupan yang akan terus berlalu.

sulas sky

Spesial untuk Putra - Putra Bapak 

Hamed Al Hamda, Husein Al Hamda dan Habib Al Hamda

Pak Hamda dan  3 Putra beliau
Sumber foto : Facebookpribadi Pak Hamda Fauza

Tiga Putra sang TAULADAN kami. Berbangga hatilah kamu punya sosok Ayahanda seperti Bapak. Simpanlah kesedihanmu dalam kenangan yang hanya kamu dan Tuhan yang tahu betapa indahnya kebersamaan di Masa lalu dan betapa menyedihkannya saat kehilangan hadir di depan matamu. Mohon untuk tetap Tegar!



Bapak adalah Sang Tauladan yang sudah sejak lama menjadi panutan bagi kami. Namun hari ini Bapak menghembuskan nafas terakhirnya. Bapak Hamda Fauza, saya mengenal beliau sebagai dosen dengan sikap yang unik, karakter yang bijak dan banyak dicintai mahasiswa. Saya adalah salah satu diantara mereka yang mencintai sang Bapak sebagai Bapak. 

Tidak seperti dosen kebanyakan Pak Hamda punya pemikiran tentang pengabdian yang mendalam. Aktif dalam organisasi masyarakat dan mendampingi petani dalam kegiatan pertanian bahkan perbincangan terakhir kami membahas tentang hal tersebut.

Jumat, 27 Februari 2015. Kami terlibat dalam diskusi, Bapak bercerita kalau saat ini beliau sedang terlibat dalam proses pemurnian varietas cabai Berangkai. dan Bapak juga punya cita-cita untuk bisa mengangkat tanaman varietas lokal se -Sumatera Barat ke dunia komesil sehingga tidak punah di makan waktu. Mulia sekali!.

Ya.. Apa boleh buat. Maut tidak bisa diatur sekehendak kita, Hari ini Bapak pergi, Bapak sudah Jalan duluan menuju Keabadian. Bapak sudah selesai dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan dunia.

Muda.. usia tidak bisa mematok sebuah kematian, Meski usia Bapak belum 50. Tapi beliau sudah tiada. Meski Putra-putra Bapak masih kecil namun Sang maha Pencipta maha Tahu dan maha memelihara seperti apa kehidupan yang akan Putra-putra jalani kelak.

Air mata tentu saja berjatuhan, sanak saudara, kolega, sahabat, teman dan kawan-kawan dan tak terkecuali kami. Maha pencipta sudah mempertemukan kami dengan Sosok Tauladan yang akan selalu menjadi contoh dalam perjalanan kami di massa depan. Sikap sederhana, Sikap pengabdian tanpa pamrih dan sifat memelihara. Semua itu akan menjadi jalan saya ke depan, petuah dan nasehat akan selalu ter-ngiang dan mudah-mudaha kelak dalam dunia yang abadi kita bisa berjumpa lagi.



Selamat Jalan Bapak

Selamat Jalan TAULADAN kami

Dr. Ir. Hamda Fauza, MP



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATUSANGKAR KOTA PERADABAN

Kenapa menikah harus diatas 30 tahun

Legenda Siti Nurbaya Gunung Padang