Idola No 2

IDOLA NO 2

Langit  yang begitu indah, begitu biru dihiasi awan yang berkelompok membentuk suatu keindahan yang tak bisa dilukiskan, apalagi ditambah dengan tiupan angin sepoi-sepoi sore itu, makin membuat Sky nyaman dan tak bosan untuk menikmatinya.
Sementara di depannya terbentang sebuah lapangan basket yang hampir setiap sore tak pernah sepi, karena selalu dikunjungi para pecandu basket. Sebenarnya Sky, selain bermain basket di lapangan itu karena ada sesuatu yang mampu menariknya. Sesosok cowok kurus bertubuh tinggi yang sedang berlari-larian dilapangan basket sambil berulang-ulang kali berebut dan memasukan bola ke keranjang, membuat Sky selalu ingin berlama-lama di komlpek lapangan umum itu, dengan memegang sebuah kamera sekali-sekali Sky memotret dengan waspada jangan sampai ada yang melihatnya memotret cowok itu, dengan kamera mungil dan canggih dipadu dengan kecerdasan, Sky dengan mudah bisa mengumpulkan Foto-foto Lexi untuk dipajang di galeri IDOLA NO 2 yang tersembunyi di kamarnya.
“Ya” jawab Sky mengangkat telpon  sambil terus memandangi permainan  Lexi yang begitu indah dimatanya
“Sky..jadikan hari ini kita latihan basket?”tanya Iva salah satu sahabat dekat Sky
“Jadi dong, gw udah nyampei ni”balas Sky sedikit jutek karen merasa terganggu
“Udah nyampei?” Iva berpikir sejenak sebelum melanjutkan bicaranya
“Gw tau ni ….loe…”
“Apa?(potong Sky) cepat deh kesini, jangan lupa bawa bolanya ya, hari ini kita pakei bola loe aja”
“Ok…., gw sama Yurie segera kesana”
“Ya..sudah gw tunggu” menutup HPnya dan Sky kembali asik memandangi permainan Lexi yang kadang-kadang menoleh aneh padanya.
Lexi adalah  cowok yang sudah tiga tahun ini disukai Sky, sebelumnya Sky pernah pacaran dengan cowok idola nomor 1 sekolah yang bernama Wong, anak turunan cina yang nggak kenal takut tapi punya kesetian, namun Wong sudah dua tahun ini menghilang , akhirnya rasa suka Sky pada Lexipun semakin kuat, menurut kabar terakhir, Wong dikirim orang tuanya ke Cina untuk melanjutkan sekolah. dibanding Wong, Lexi jauh lebih sempurna, Lexi adalah Putra seorang pejabat pemerintah yang cukup terkemuka di daerah Sky, sementara Wong hanyalah putra seorang pedagang yang nyaris putus sekolah karena disuruh bekerja oleh orang tuanya, Iva dan Yurie sebagai teman baik Sky selalu mendukung apapun keputusan Sky  termasuk memilih Lexi sebagai idolanya. Lexi memang tidak punya sesuatu yang bisa menarik perhatian banyak cewek dan tidak pantas dijadikan idola karena selain kurus si Lexi juga tipe cowok yang tidak pandai mengambil perhatian cewek, tapi Sky menyukai kejelekan-kejelekan Lexi itu, mulai dari kebiasaan Lexi yang  muncrat sampai kebiasaan Lexi yang hobi membiayai teman-temannya.
Beberapa menit kemudian suara sepeda motor mengagetkan Sky,
“Hey…”bentak Yurie yang baru saja turun dari motornya
“Bengong  ya?”tambah Iva
“Ih..pasti lagi ngeliati Lexi”tebak Yurie sok tahu
“ya..iya lah..kalau gak melihat Lexi sehari saja, aku bisa mimpi buruk tahu nggak” jawab Sky jujur, Yurie dan Iva tertawa keras
“Ih…apaan sich loe” bentak Sky sambil merebut bola dari tangan Iva dan mengiringnya ke tengah lapangan. Permainan sengitpun dimulai, setengah jam kemudian panggilan seorang cowok dari tepi lapangan bersama rombongan motornya menghentikan permainan Sky
“Sky ,,”teriak Max teman cowok Sky
“Woy” balas Sky sambil melempar bola pada Iva dan berlari mendekati Max dan memberi salam persahabatan mereka yang unik
“Ada apaan ni, tumben loe nyamperin gw sore-sore gini?” tanya Sky dengan  nada sinis
“Sky kata dewan ambalan, besok sore ada rapat” jawab Max  serius
“Rapat?, Ok…gw hadiri. Woi friends sini bentar dong” teriak Sky memanggil Iva dan Yurie yang segera datang mendekat
“Max bilang besok ada rapat dewan ambalan, gimana?”tanya sky menatap kedua temannya
“Ya nggak jadi dong kita main kepantai” rutu Yurie sebal
“Ya…gitu deh” jawab Sky singkat
“Ya… udah gw cabut dulu ya” tutur max sambil menghidupkan motornya diikuti lima orang teman di belakangnya
“Op…tunggu dulu! Besok jam berapa terus tempatnya dimana?” tanya Sky membuat Max kaget dan motornya mati
“Ya……..loe Sky, tadi loe bilang udah ngerti” rutu Max jutek dam memukul kepala sky, sky mengeluh pura-pura sakit
“Apaan sich” rengek sky sambil merapikan rambutnya
“Besok jam tiga sore, di sekretariat pramuka Oke?” Sky mengangguk dan memandang kepergian Max, sedetik kemudian spontan mata Sky tertuju pada cowok yang sedang duduk di tepi lapangan yang ternyata memperhatikannya sejak tadi, setidaknya itu yang ada dipikiran Sky saat Sky memandang cowok itu dia langsung berpaling, Sky tersenyum simpul melihat reaksi cowok itu.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Keesokan harinya, sore yang sama dengan kemeren cerah dan sangat bersahabat, jam di dinding sudah menunjukan pukul tiga tepat, rapatpun dimulai
“Salam Pramuka” ucapan salam dari ketua ambalan menghangatkan suasana, semua anggota rapat membalas dengan penuh semangat
“Selamat siang semua, sehubungan dengan hampir berakhirnya masa jabatan dewan kerja am.” ketokan pintu menghentikan pidato ketua dewan ambalan, di pintu terlihat Sky yang ngos-ngosan mencoba mengatur nafas untuk bicara
“Maaf  Kak, saya terlambat” tutur Sky tegas
“Sky…kenapa kamu terlambat” tanya kak Suta tak kalah tegas
“Tadi saya harus mengantar Yuri ke rumahnya, karena tiba-tiba dia pingsan dijalan” jawab Sky polos
“Oke, kalau begitu silahkan masuk, semua informasi sebelumnya, tolong kamu tanyakan pada teman-teman yang lain” tutur Suta melunak
“Baik kak” jawab Sky sambil melangkah masuk dan duduk di bangku yang sudah ada tertulis litefnya
“Ok…lanjutan yang tadi, saya berencana mengadakan hiking ramah - tamah dengan anak-anak yang bukan anggota pramuka, untuk itu saya minta dukungan sepenuhnya dari anggota semuanya.”
“Intruksi” anggota yang duduk di samping Sky yang bernama Marcel mengacungkan tangan, Sky sudah dapat menangkap isi rapat dan mulai mendengarkan dengan seksama
“Ya…silahkan Marcel”tutur suta
“Menurut saya, jika kita membawa siswa yang bukan anggota pramuka, nanti ribet” tutur marcel
“Baik untuk itu saya wakilkan pada anggota litef untuk menjawabnya, karena saya yakin para anggota litef lebih tahu tentang situasi dan kondiri siswa di sekolah kita ini.”tutur Suta  sambil memandang kearah Sky, Maxpun ikut-ikutan memsuport  Sky untuk berdiri menjawab pertanyaan Marcel,
“Ih…,kok gw sich”bisik Sky pada Max yang duduk di sampingnya, dengan berat hati Sky berdiri, tapi sebelumnya Sky mengambil nafas panjang untuk menenangkan diri
“Baiklah..saya salah satu anggota litef akan menjawab pertanyaan dari kaka Marcel” sebagai bantara, tingkatan Sky baru sebagai adik dari banyak kakak-kakak laksana yang hadir di rapat itu.
Dalam organisasi Pramuka semua anggotanya dituntut untuk mengamalkan Dasa darma dan Try satya, Sky termasuk anggota yang sering mendapat teguran dari kakak-kakak laksana karena ulahnya yang suka tak mau terima begitu saja keputusan atau perintah dari kakak laksana, saat pelantikanpun  Sky masuk pada jejeran sepuluh praja pembangkang dikepramukaan. Namun kecerdasan Sky membuat kakak-kakak laksana tidak bisa memandang sebelah mata padanya , setelah menjelaskan panjang lebar dan semua anggota merasa puas akhirnya Sky mengeluarkan ucapan terakhirnya
“Menurut pengalaman saya, siswa yang ikut hiking nanti pastinya adalah siswa yang merasa bisa dan mampu untuk mengatasi medan yang akan kita lalui, dan kita harus memberi mereka peta medan yang akan ditempuh. dibuatkan diblosur aja, supaya resiko mereka kesasar atau salah jalan bisa berkurang. Sekian terima kasih” semua anggota rapat puas dan memberikan applaus atas keterangan Sky termasuk kak Suta yang biasanya sering meremehkan Sky.
Akhirnya rapatpun berakhir semua anggota bubar dengan terlebih dahulu berjabatan tangan. Sesuai tradisi sebelumnya yang sudah disepakati dari awal terbentuknya oraganisasi ini. Tidak beberapa jauh dari ruangan rapat saat Sky berusaha mengejar Max yang sudah duluan keluar , HP Sky berbunyi, Sky menganggak sambil terus mengejar Max
“Halo”
“Sky ini Iva”
“Ya…Va ada apa?”
“Yurie makin Parah dan sekarang dia dirumah sakit”
“Apa?” Sky kaget dan menutup HPnya, dalam sekejap Sky sampai dirumah sakit, Sky berlari-lari kebingungan di koridor.
“Sus..pasien bernama Yurie dirawat dimana ya?”tanya Sky pada salah satu perawat yang ditemuinya di koridor
“yurie kartika?” perawat itu membuka buku yang ada ditangannya
“Ya benar”
“Di ruangan sebelas Mbak”
‘Ok…makasih suster”Sky kembali terburu-buru mencari kamar nomor sebelas, tapi tiba-tiba HPnya berbunyi lagi
“Ya…..Max kenapa?
“Sky. Gw butuh loe sekarang” suara Max yang terdengar sedih menghentikan langkah Sky
“loe kenapa?”tanya Sky mencari tahu
“Sky. Melin nolak gw” tutur Max semakin pelan
“Ok……loe dimana sekarang?” tanya Sky mencoba menunjukan simpati
“Ditempat biasa”
“Ok.satu jam lagi gw nyampei disitu, tunggu ya!” tutur Sky Yang membuat Max bingung, Sky berkata seperti itu karena dia harus memastikan keadaan sahabatnya Yurie dulu baru bisa menemui Max yang juga sahabatnya.
Dengan sabar Max menunggu Sky dilapangan basket tempat biasanya mereka bertemu, lampu penerangan lapangan itu sudah mulai dinyalakan karena sudah gelap dan kebetulan malam ini ada acara pertandingan antar club.
Lapangan umum itu adalah tempat favorit Sky karena lapangan itu terletak diperbukitan dan pemandangan langit ditempat itu sangat indah hal itu mampu menbuat Sky melupakan semua masalahnya, saat Wong pergipun Sky mampu tertawa jika berada dilapangan umum itu. Max pun bermaksud mencoba mencari ketenangan juga di lapangan itu.
Saat bintang sudah semakin banyak dan jam tangan Max sudah menunjukan jam delapan tiga puluh, berarti sudah satu jam seperti yang dijanjikan Sky, Namun Sky belum muncul juga
“Sky bagaimana sich, katanya satu jam bakalan muncul di sini” saat malam sudah semakin larut dan pertandinganpun sudah selesai, Max tetap setia menunggu, saat itu jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Maxpun menyerah dan berdiri, melangkah berat menuju motornya, raut kecewa terlihat jelas diwajahnya, sebelum menyalakan mesin Max kembali menoleh ke gerbang nomor dua dan momor tiga, Namun Sky tidak juga terlihat, Kekesalan Max memuncak pikirannya tak lagi sehat, dia memutuskan untuk ke Bar. Disana Max memulai kebiasaan buruknya dugem minum-minum, sementara disisi lain Sky sedang berusaha keluar dari kemacetan yang luar biasa. setelah berhasil keluar dari kemacetan sky segera ke lapangan basket, sesampai dilapangan Sky hanya bisa terduduk lesu di kursi pinggir lapangan, kepalanya menunduk penuh penyesalan, karena merasa sudah berbohong pada sahabatnya Max, Sky mengambil HP yang ada disakunya dan berkali-kali menghubungi Max, Max yang berada di Bar dan sudah dalam keadaan mabuk berat tidak peduli lagi dengan yang ada disekitarnya, Max terus saja teringat wajah Melin yang begitu cantik.
Setelah puas memandangi langit Sky memutuskan untuk pulang tapi diperjalanan pulang Sky melihat Max sudah tergeletak di Trotoar, Sky berhenti dan berlari menuju tubuh max yang sudah sangat lemah.
“Max…Max..Max” Sky membalikkan Tubuh Max yang tertelunkup
“Max..loe apa-apaan sich” lanjut Sky, sambil menghubungi nomor Yedi teman akrab Max
“Halo. Yedi, Loe kejalan sudirman dong sekarang, cepat ya!, gw nggak mau tau pokoknya loe harus kesini sekarang!”tutur Sky keras, Sky kembali mencoba membangunkan Max, sementara hari sudah sangat larut
“Sky hari ini lo benar-benar kena masalah besar”tutr Sky mengingatkan dirinya sendiri karena orang tua nya pasti akan marah habis-habisan
“Gw harus menghubungi mereka” putus Sky yang segera menghubungi Hp kakaknya
“Halo kak, ini Sky” Kaliamat sky tergantung karena dihujani marahan kakaknya
“Sky ini sudah jam berapa?, kalau mau jadi preman, jangan tanggung-tanggung , sekalian sekalian aja gak pulang”
“Kak aku dirumah sakit menemani Yurie” Sky berbohong untuk yang pertama kalinya
“kenapa gak ngomong dari tadi, mama sama papa sudah marah-marah sama kakak, ya sudah hati-hati ya disana, jadi pulang nya jam berapa?”
“mungkin jam 12”, sambungan telpon mati, sementara itu Max mulai terbangun dan muntah di samping Sky, Sky jadi sangat cemas namun beruntung Yedi datang  dan menolong mereka
“Sky ..Kamu nggak apa-apa?”
“nggak…gw minta loe bawa Max pulang cepat ya, Plese bantuin gw kali ini aja” Yedi mengangkat Max kemobil nya dan satu masalah selesai malam ini, Sky mengambil napas lega dan segera pulang, namun paginya masalah barupun muncul. Saat Sky baru turun dari lantai atas rumahnya, Sky menerima tatapan marah dari papanya, dengan tenang Sky berusaha terus melangkah menuruni anak tangga satu-persatu dan dengan agak cuek meminum segelas susu yang telah tersedia dimeja makan, sky pun memulai keahliannya mengalihkan perhatian, dengan wajah ceria sky tersenyum lebar pada papanya, papanya yang ingin marahpun langsung jadi melunak.
“Pa…”teriak sky mulai mengalihkan pembicaraan
“Papa tahu nggak yurie teman aku masuk rumah sakit tadi malam, dan aku ngantarin dia sampai lupa waktu jadi itu alasannya aku terlambat tadi malam” lanjut Sky sedikit berbohong. Acting sky yang begitu a lot membuat papanya jadi tenang dan melupakan kemarahannya, Sky memang dekat dengan papanya, dimata sang papa sky adalah anak yang manis, patuh, jujur dan bertanggung jawab, Sky lebih dekat dengan papanya dibanding mamanya, karena kekuasaan tertinggi ada ditangan sang papa, mamanya yang juga marahpun tak dapat berkata apa-apa.
.....................................................................

............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................tunggu kisah lanjutannya ...........................................................................................................................................................................................................................................


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATUSANGKAR KOTA PERADABAN

Kenapa menikah harus diatas 30 tahun

Legenda Siti Nurbaya Gunung Padang